MENDEKATKAN SISWA KEPADA AGAMA MELALUI PERISTIWA KIMIA

bumi

Banyak sekali fenomena peristiwa kimia yang dapat mendekatkan kita kepada sang khalik. Kita dapat menyadari dan merenungi bagaimana kebesaran Allah swt yang Maha Kuasa yang telah menciptakan segala sesuatu yang begitu kompleks. Subhanallah. Contohnya saja kekompleksan reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh kita sendiri. Begitu detailnya Allah telah mengatur segala sesuatunya sehingga semuanya berjalan dengan sistematis yang pada umumnya kita jarang menyadari hal tersebut.
Namun, sekarang ini saya akan menulis salah satu masalah yang sering timbul di kehidupan kita sehari-hari, yaitu masalah pencemaran lingkungan.
Terdapat 750 ayat di dalam Al-Quran yang membahas lingkungan. Bahkan Allah bersumpah dan menggunakan atau memakai fenomena alam seperti al-fajr (fajar) dan sumpah dengan menyebut pohon tien dan zaitun.

Ada ayat yang secara spesifik bicara soal krisis lingkungan, seperti:
Q.S. AR-RUM : 41-42
َظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
َقُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِن قَبْلُ كَانَ أَكْثَرُهُم مُّشْرِكِينَ
Artinya :
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan manusia, supaya
Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah : adakanlah perjalanan dimuka bumi dan
perlihatkanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dulu. Kebanyakan dari mereka itu
adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (Q.S. Ar rum : 41-42)

Q.S. AL-WAQI’AH : 68-70
َأَفَرَأَيْتُمُ الْمَاء الَّذِي تَشْرَبُونَ
َأَأَنتُمْ أَنزَلْتُمُوهُ مِنَ الْمُزْنِ أَمْ نَحْنُ الْمُنزِلُونَ
َلَوْ نَشَاء جَعَلْنَاهُ أُجَاجًا فَلَوْلَا تَشْكُرُونَ
Artinya :
Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang
menurunkannya dari awan ataukah kami yang menurunkan ? Kalau kami kehendaki
niscaya kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur ? (Q.S. Al-waqi’ah : 68-70)
Q.S. AL-A’RAF: 56
َوَلاَ تُفْسِدُواْ فِي الأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاَحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَتَ اللّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ
Artinya :
“ Dan janganlah kamu membuat kerusakan di mukabumi, sesudah (allah)
memperbaikinya dan berdoalah kepada-nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan
harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmatallah amat dekat kepada orang-orang
yang berbuat baik”. (Q.S. Al-a’raf : 56)

Q.S. AL-AN’AM : 38
َوَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ وَلاَ طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلاَّ أُمَمٌ أَمْثَالُكُم مَّا فَرَّطْنَا فِي الكِتَابِ مِن شَيْءٍ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ
Artinya :
“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada dibumi dan burung-burung yang terbang
dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah kami
alpakan sesuatu pun di dalam kitab, kemudian kepada tuhanlah mereka dihimpunkan”.
(Q.S. Al-an’am : 38)

Secara umum keempatnya sering dikaitkan dengan krisis lingkungan seperti disebut para eco thinkers, yaitu :
1. Ayat yang pertama q.s. ar-rum ayat 41-42 merupakan tengarai al-quran tentang kerusakan lingkungan di darat dan di laut sebagai ulah manusia yang ceroboh.
2. Ayat yang kedua q.s. al-waqiah ayat 68-70 merupakan tengarai al-quran tentang hujan asam (acid rain) akibat pencemaran udara oleh proses industrialisasi, pembakaran hutan, limbah nuklir, dll selama berabad-abad. Jika hujan asam terus berlangsung akan menyebabkan rusaknya tunas-tunas pertanian, rusaknya hutan-hutan perawan sebagai paru-paru dunia, asinnya danau-danau sebagai ekosistem ikan, dll.
3. Sementara ayat ketiga q.s. al-araf ayat 56 merupakan tengarai al-quran tentang manusia sebagai faktor perusak bumi melalui eksploitasi.
4. Ayat keempat merupakan tengarai al-quran tentang makin hilangnya species-species makhluk di bumi.

Sesungguhnya Allah telah menciptakan alam semesta ini dengan suatu sistem dan mekanisme yang sangat mengagumkan sekaligus teliti dan detail. Sehingga keseimbangannya terjaga, meskipun di alam semesta ini selalu terjadi perubahan-perubahan yang tidak ada habis-habisnya.
Dan sekiranya dalam sistem keseimbangan itu, terdapat cacat atau kekurangan, maka dengan sistem yang telah ditentukan (baca: sunatullah), keseimbangan itu dengan sendirinya akan kembali tercipta. Karena sistem alam raya ini merupakan sistem yang selalu menjaga keseimbangannya secara otomatis, terbuka dan dinamis.
Proses terjaganya keseimbangan sistem yang mengatur alam semesta ini berlaku di semua tempat dan lingkungan. Baik di lingkungan benda-benda hidup ataupun di lingkungan benda-benda mati. Misalkan, di salah satu belahan bumi terdapat dataran rendah, maka di belahan lain terdapat dataran tinggi yang menyeimbanginya. Begitu juga pertumbuhan kuantitas salah satu makhluk hidup, diimbangi dengan pertumbuhan angka makhluk hidup lainnya yang menjadi musuhnya.
Yang dapat merusak sistem keseimbangan ini, hanyalah manusia dengan tindakan-tindakan yang diambilnya. Terlebih setelah tercapainya kemajuan pesat di bidang sains dan teknologi, nuklir, penjelajahan luar angkasa, rekayasa genetika, pemanfaatan sinar laser dan lain sebagainya.
Tindakan manusia ini telah banyak menyebabkan kerusakan pada sistem alam semesta ini, semisal polusi yang berakibat terjadinya ketimpangan-ketimpangan dalam lingkungan hidup mereka di muka bumi ini. Di antara ketimpangan itu adalah sebagai berikut:

1. Lubang pada lapisan ozon
Lubang yang terdapat pada lapisan ozon terjadi karena pengaruh zat kimia yang berasal dari banyak pabrik industri di permukan bumi ini yang telah melewati batasnya sehingga menembus lapisan ozon. Juga bisa disebabkan oleh asap pesawat jet yang menembus lapisan atmosfir bumi yang terdekat atau yang disebut dengan ionosfir.
Lubang yang terdapat pada lapisan ozon ini, bisa mengakibatkan temperatur udara menjadi tinggi dan panas, karena sinar ultra violet matahari dapat menerobos secara langsung dan mengenai bumi melalui lubang yang terdapat pada lapisan ozon ini. Hal ini sangat berbahaya, karena radiasi dari sinar ini, bisa menyebabkan manusia terkena kanker kulit, atau menyebabkan dua kutub yang dimiliki bumi mencair, atau dataran-daratan di muka bumi terancam tenggelam.

2. Tersebarnya penyakit yang diakibatkan polusi
Polusi udara yang terjadi, dapat menyebabkan akibat buruk, bukan saja terhadap manusia, namun dapat menimpa makhluk hidup lainnya yang sama-sama mendiami planet bumi ini. Akibat buruk itu, adalah tersebarnya berbagai macam jenis penyakit, khususnya berkenaan dengan saluran pernapasan yang secara langsung dapat terpengaruh olehnya. Juga dapat berpengaruh pada paru-paru, tenggorokan, hati, jantung, aliran darah yang disebabkan polusi udara yang ditimbulkan asap mobil, asap pabrik dan asap rokok.
Kaitannya dengan benda-benda hidup yang lain, seperti binatang dan tumbuh-tumbahan yang sama-sama mendiami bumi bersama manusia, polusi udara ini dapat mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangannya, hingga populasinya menurun. Sebagaimana polusi juga berakibat buruk pada lingkungan laut dan binatang-binatang yang terdapat di dalamnya.

Salah satu problema yang menjadi perhatian para ilmuwan adalah pencemaran minyak di sebagian perairan di dunia yang menyebabkan kematian berbagai jenis binatang laut dalam jumlah yang besar. Hal ini mendorong para aktivis lingkungan hidup untuk memikirkan solusi atas problema ini.
Untuk itu mereka memanfaatkan teknologi tinggi dengan menggunakan satu jenis bakteria yang dihasilkan dari rekayasa genetika yang memiliki manfaat dalam menguraikan cairan minyak yang mengambang di atas permukaan air laut. Namun sayangnya, apa yang mereka lakukan, ternyata mengandung akitab yang sama buruknya. Karena bakteria yang mereka ciptakan, ternyata mengandung zat racun yang dapat merusak tabiat air disamping menutupi penetrasi oksigen ke dalam air, padahal oksigen tersebut diperlukan bagi keberlangsungan binatang-binatang yang terdapat di laut.
Dari apa yang kami jelaskan di atas, polusi udara yang diakibatkan oleh penggunaan zat-zat kimia yang tidak ramah lingkungan dapat merusak kelestarian lingkungan tersebut. Dan hal ini, telah diperingatkan oleh Al-Qur’an dalam salah satu ayatnya yang terdapat pada surah Ar-Rum ayat 41. Allah SWT berfirman: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia.”
Cara pengungkapan Al-Qur’an dalam mengaitkan kerusakan yang terjadi dengan perbuatan manusia, menunjukkan bahwa kerusakan yang terdapat pada sistem alam semesta ini terjadi ketika manusia melakukan campur tangan di dalamnya, tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan oleh perbuatannya.

Referensi:
Dita_jurnal.blogspot.com
Fardias,Srikandi.1992.Polusi Air dan Udara.Bandung:Kanisius
Wikipedia.com